Ditulis oleh South China Morning Post
Lepaskan penat di kampung bersejarah Hakka yang menawan di Lai Chi Wo, yang diapit oleh hutan ‘fung shui’ dan hutan bakau yang hijau lebat di dekat pantai timur laut Kawasan Baru. Kampung berdinding dengan lebih dari 200 rumah tepi bukit yang elok — berjajar rapi berbaris-baris yang dibangun lebih dari 300 tahun silam — merupakan salah satu permukiman desa tertua, terbesar, dan sangat terpelihara di Hong Kong. Kampung ini meraih penghargaan Pengakuan Khusus UNESCO yang prestisius tahun 2020 untuk Pembangunan Berkelanjutan karena mempromosikan pelestarian warisan budaya. Susuri Lai Chi Wo Nature Trail yang rimbun, yang menjadi rimba berbagai spesies binatang menyusui dan kupu-kupu, dan ambil foto selfie di samping hutan bakau yang lebat dan panorama pantai yang menawan.
Beberapa toko kampung di Lai Chi Wo Village menjual minuman, camilan, dan makanan seperti mi, congee (bubur beras), dan nasi goreng. Dan karena toko hanya buka pada akhir pekan dan hari libur nasional, bawalah bekal air minum dan makanan secukupnya untuk perjalanan Anda sebelum naik kapal feri.
Kampung Hakka di Lai Chi Wo yang dulunya makmur dan sejahtera ini dibangun lebih dari tiga abad silam. Lebih dari 200 rumah di kampung ini, yang berdiri berjajar dalam baris mendatar dan memanjang mengikuti aturan geomansi dan dilindungi oleh dinding rustik, menjadi kompleks lebih dari 1.000 penduduk sebelum terjadi penurunan tajam awal 1960-an. Namun kampungnya kembali hidup lagi sebagai bagian dari Hong Kong UNESCO Global Geopark dan kini menjadi destinasi populer di kalangan pendaki dan ekowisatawan. Petani kembali menanam padi dan buah-buahan serta menggembala sapi. Bahkan beberapa rumah kuno disulap menjadi toko dan pusat layanan pengunjung. Pada akhir pekan atau hari libur nasional, Anda dapat menemukan toko dan kedai kampung yang menjual aneka macam makanan dan masakan Hakka, seperti ayam garam, daging babi semur, dan telur dadar dengan lobak awetan, dumpling, dan congee ayam.
Lai Chi Wo berfungsi sebagai model revitalisasi desa di Hong Kong. Prestasi penduduk dan relawan kampung, yang sudah diakui UNESCO, tercatat di Pusat Budaya Lai Chi Wo di dalam rumah kampung yang sudah dipugar. Kini lahan pertanian yang sudah direstorasi dicocok tanam dengan palawija meliputi padi organik, kunyit, kundur, dan rosela. Pameran spesimen batuan kuno, alat-alat pertanian, barang-barang rumah tangga, dan busana Hakka tradisional di pusat budaya ini memberikan pemahaman yang lebih baik kepada pengunjung tentang ekologi dan sejarah lokal.
Sambil menikmati alam pedesaan Hong Kong, harap hormati lingkungan alam dan warga yang tinggal di sana. Jangan merusak harta benda, tanaman, dan tumbuh-tumbuhan, memberi makan atau mencederai hewan ternak atau satwa liar. Nyalakan api hanya di area barbeku dan tempat kemah serta jangan berkeliaran — jangan buang sampah sembarangan.
Sisi depannya dipagari dengan tembok bergerbang, rumah-rumah Hakka tradisional di kampung diapit oleh area hutan lebat, yang disebut hutan ‘fung shui’. Penduduk kampung menanam pepohonan, sesuai falsafah feng shui untuk hidup selaras dengan alam, dengan harapan dapat mendatangkan keberuntungan dan kekayaan melimpah. Kawasan hutan berbentuk sabit yang tenang dan damai ini merupakan rumah bagi lebih dari 100 spesies tumbuhan asli. Cari pepohonan kuno dengan tampilan aneh, termasuk Hollow Tree yang berusia satu abad (atau Sweet Gum) dengan banyak lubang di tengah batangnya, Five-Finger Camphor raksasa, dan Stangler Fig.
Di kawasan hutan dekat hutan bakau pantai, Anda dapat menyaksikan pohon pinus mirip piton raksasa yang saling membelit di tanah. Sebagian pinus menggantung dari pohon dan membentuk pelengkung. Inilah semak Derris (Derris alborubra) merambat bunga putih, dengan batang berdiameter hingga 30 cm, yang memakan waktu ratusan tahun untuk tumbuh sebesar itu. Area di sekeliling Lai Chi Wo merupakan tempat bagi sekitar 112 spesies serangga air tawar dan menjadi habitat penting bagi berbagai jenis burung, kupu-kupu, capung, dan reptil, termasuk burung penyanyi Bunting dengan Bulu Dada Kuning yang terancam punah dan kupu-kupu Dragontail Putih yang langka.
Ikuti aliran sungai yang mengalir keluar kampung hingga Anda tiba di area lahan basah air tawar yang merupakan salah satu keanekaragaman hayati terbesar di Hong Kong. Kedelapan spesies bakau asli Hong Kong dapat dijumpai di area ini, termasuk bakau Coastal Heritiera (Dungun Laut), yang sebagian tumbuh hingga setinggi 15 meter, yang merupakan terbesar di seantero kota. Jaringan akar banir yang saling berkaitan dan mengesankan dari spesies bakau ini membuatnya mampu tumbuh subur di lingkungan yang selalu basah dan licin. Area lahan basah dan berlumpur pantai juga menjadi habitat tumbuh suburnya spesies lamun seperti Zostera japonica dan Halophila ovalis, yang menjadi makanan vital dan habitat lindung bagi makhluk pantai muda, termasuk ikan cupang, kepiting, dan jentik-jentik udang.
Saat kembali ke kota, keluarlah dari MTR Tai Po Market Station — satu setopan dari MTR University Station — lalu jalan kaki sebentar menuju Tai Po Hui Market untuk mencari berbagai kedai yang menjual aneka makanan khas dan camilan lokal populer, di antaranya custard tofu sutra manis. Anda juga dapat pergi ke pasar makanan matang di Tai Po Complex untuk menikmati masakan sederhana, seperti kutlet daging babi goreng dan mi bakso ikan serta makanan laut paling segar.
1) Naiklah bus 272K dari MTR University Station Exit B dan turunlah di pemberhentian pertama, Ma Liu Shui Public Pier, lalu berjalanlah sejauh 100 meter ke Ma Liu Shui Landing No. 3 untuk naik feri kaito menuju Lai Chi Wo; atau berjalanlah sekitar 15 menit dari stasiun ke Ma Liu Shui Landing No. 3. Feri kaito di sini beroperasi terutama pada hari Sabtu, Minggu, dan hari libur nasional. Perjalanannya memakan waktu sekitar 1,5 jam.
2) Naiklah feri kaito dari Tai Shui Hang. Berjalanlah sekitar enam menit dari MTR Tai Shui Hang Station Exit A ke Shatin Area 77 Landing untuk naik feri kaito ke Lai Chi Wo. Feri kaito di sini beroperasi pada hari Selasa dan Kamis (kecuali hari libur nasional). Perjalanannya memakan waktu sekitar 1,5 jam.
3) Naiklah feri kaito dari Sha Tau Kok Public Pier ke Lai Chi Wo. Feri kaito di sini beroperasi setiap hari. Perjalanan memakan waktu sekitar 30 menit. Penumpang harus memiliki Izin Area Tertutup Sha Tau Kok yang masih berlaku untuk mengakses dermaga.
1) Naiklah feri kaito kembali ke Ma Liu Shui Landing No. 3 (berangkat pukul 15.30) (pada hari Sabtu, Minggu, dan hari libur nasional), lalu naik bus atau taksi di Ma Liu Shui Public Pier menuju MTR University Station; atau berjalanlah kembali ke MTR University Station.
2) Naiklah feri kaito kembali ke Shatin Area 77 Landing (berangkat pukul 15:30) (pada hari Selasa dan Kamis (kecuali hari libur nasional)) dan berjalanlah kembali ke MTR Tai Shui Hang Station.
3) Naiklah feri kaito kembali ke Sha Tau Kok Public Pier.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai layanan feri kaito, silakan kunjungi situs web Departemen Transportasi.
Ditulis oleh South China Morning Post
Lepaskan penat di kampung bersejarah Hakka yang menawan di Lai Chi Wo, yang diapit oleh hutan ‘fung shui’ dan hutan bakau yang hijau lebat di dekat pantai timur laut Kawasan Baru. Kampung berdinding dengan lebih dari 200 rumah tepi bukit yang elok — berjajar rapi berbaris-baris yang dibangun lebih dari 300 tahun silam — merupakan salah satu permukiman desa tertua, terbesar, dan sangat terpelihara di Hong Kong. Kampung ini meraih penghargaan Pengakuan Khusus UNESCO yang prestisius tahun 2020 untuk Pembangunan Berkelanjutan karena mempromosikan pelestarian warisan budaya. Susuri Lai Chi Wo Nature Trail yang rimbun, yang menjadi rimba berbagai spesies binatang menyusui dan kupu-kupu, dan ambil foto selfie di samping hutan bakau yang lebat dan panorama pantai yang menawan.
Beberapa toko kampung di Lai Chi Wo Village menjual minuman, camilan, dan makanan seperti mi, congee (bubur beras), dan nasi goreng. Dan karena toko hanya buka pada akhir pekan dan hari libur nasional, bawalah bekal air minum dan makanan secukupnya untuk perjalanan Anda sebelum naik kapal feri.
1) Naiklah bus 272K dari MTR University Station Exit B dan turunlah di pemberhentian pertama, Ma Liu Shui Public Pier, lalu berjalanlah sejauh 100 meter ke Ma Liu Shui Landing No. 3 untuk naik feri kaito menuju Lai Chi Wo; atau berjalanlah sekitar 15 menit dari stasiun ke Ma Liu Shui Landing No. 3. Feri kaito di sini beroperasi terutama pada hari Sabtu, Minggu, dan hari libur nasional. Perjalanannya memakan waktu sekitar 1,5 jam.
2) Naiklah feri kaito dari Tai Shui Hang. Berjalanlah sekitar enam menit dari MTR Tai Shui Hang Station Exit A ke Shatin Area 77 Landing untuk naik feri kaito ke Lai Chi Wo. Feri kaito di sini beroperasi pada hari Selasa dan Kamis (kecuali hari libur nasional). Perjalanannya memakan waktu sekitar 1,5 jam.
3) Naiklah feri kaito dari Sha Tau Kok Public Pier ke Lai Chi Wo. Feri kaito di sini beroperasi setiap hari. Perjalanan memakan waktu sekitar 30 menit. Penumpang harus memiliki Izin Area Tertutup Sha Tau Kok yang masih berlaku untuk mengakses dermaga.
1) Naiklah feri kaito kembali ke Ma Liu Shui Landing No. 3 (berangkat pukul 15.30) (pada hari Sabtu, Minggu, dan hari libur nasional), lalu naik bus atau taksi di Ma Liu Shui Public Pier menuju MTR University Station; atau berjalanlah kembali ke MTR University Station.
2) Naiklah feri kaito kembali ke Shatin Area 77 Landing (berangkat pukul 15:30) (pada hari Selasa dan Kamis (kecuali hari libur nasional)) dan berjalanlah kembali ke MTR Tai Shui Hang Station.
3) Naiklah feri kaito kembali ke Sha Tau Kok Public Pier.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai layanan feri kaito, silakan kunjungi situs web Departemen Transportasi.