Siapa yang tidak kenal akan Hong Kong yang menjadi perpaduan antara Timur dan Barat?

Merangkul tradisi dan festival lokal, terus menerus Hong Kong tak pernah gagal menjadi pusat sejarah ternama di dunia.

Seiring bergantinya zaman, Hong Kong telah menjadi saksi perkembangan tradisi turun temurun dan budaya modern, memberikan kota ini ruang yang luas untuk seni dan budaya. Tempat baru pun terus dikembangkan untuk menampilkan kebolehan Hong Kong. Sebut saja WKCD, Hong Kong Museum of Art, dan Hong Kong Cultural Centre. Menjadikannya destinasi seni yang tak tergantikan. 

Seperti pendapat Jenna Tamara yang memutuskan untuk menetap di Hong Kong sekitar sepuluh tahun yang lalu. Sebagai pribadi yang senang berpelesir, Jenna juga merupakan seorang foodie dan culture vulture yang mengagumi Hong Kong. 

Lantas, apa alasan di balik keputusan Jenna untuk berdomisili di Hong Kong? Rasa aman dan nyaman yang ditawarkan Hong Kong terhadap kaum perempuan. Jarak dengan Indonesia pun tidak terlampau jauh, sehingga membuatnya masih merasa “dekat” dengan keluarga. 

Rasa gugup dan gembira ia rasakan secara bersamaan. Campur aduk mungkin gambaran tepatnya. Bagaimana tidak, ia hanya memiliki waktu satu minggu sebelum menjalankan full training untuk kerja. 

Selain pekerjaan yang menyita waktunya, Jenna juga sering kali mengunjungi acara seni dan kuliner yang diselenggarakan di indoor maupun outdoor. Tak butuh waktu yang lama, Jenna hanya memerlukan waktu satu jam untuk melakukan kegiatan seperti island hopping, hiking, bahkan ke pantai sekalipun.

Bukan sedikit yang bertanya tentang rekomendasi tempat yang wajib dikunjungi ketika berkunjung ke Hong Kong pada Jenna. Tentu saja, sebagai pramugari Cathay Pacific yang sudah menetap di Hong Kong selama satu dekade, pasti rekomendasi darinya tidak perlu diragukan lagi. 

West Kowloon terus menjadi rekomendasinya. Disebut sebagai the next it neighborhood, banyak sekali yang jadi rekomendasi Jenna, terutama West Kowloon Park. Selain pet friendly, ia juga merekomendasikan taman ini untuk menjadi tempat melihatnya skyline Hong Kong. “Sangat ikonis dan tidak boleh dilewatkan!” tuturnya. 

Para penggemar street photography diwajibkan untuk jalan-jalan sore di Shanghai Street untuk menangkap sisi tradisional Hong Kong melalui pixel kameranya. Tips dari Jenna adalah untuk berinteraksi dengan para warga lokal.

Kuliner menjadi pertanyaan kedua yang menduduki frequently asked questions para turis. Rekomendasi favoritnya adalah Chee Cheong Fun dari Hop Yik Tai di Sham Shui Po. Terkesan sederhana, hidangan yang mudah dibuat ini menyajikan rice rolls dengan tekstur lembut dan bumbu terlezat yang pernah ia tahu.

Apa yang tepat menggambarkan sejarah selain gedung-gedung bersejarah? Untuk para pencinta dunia aristektur, jangan lewatkan kesempatan untuk berkunjung ke Yau Ma Tei Theatre, Red Brick Building, dan Tin Hau Temple. Banyak bangunan yang sudah direvitalisasi dan diubah menjadi area komersil, seperti 618 Shanghai Street, The Mills, PMQ, Tai Kwun, Central Market.

Sama seperti mereka yang mendalami arsitektur, wisatawan Indonesia juga tidak asing dengan dunia tekstil. Untuk turis internasional, Jenna seringnya merekomendasikan mereka untuk pergi mengunjungi Jade Market, Lee Wo Steelyard, dan Sindart Embroidered Slippers. Luangkan waktu Anda untuk meresap cerita-cerita di balik benang yang tertanam di setiap kain.

Lantas apa transportasi yang bisa digunakan untuk mengunjungi semua rekomendasi tersebut? Tidak perlu khawatir. Jenna kerap kali menyarankan para teman-teman turisnya untuk menjelajahi West Kowloon dengan berjalan kaki. “Hong Kong ini paling menyenangkan bisa jalan-jalan dengan sangat mudah dan aman,” jelasnya. Eksplorasi di daerah rekomendasi Jenna hanya membutuhkan sepasang kaki Anda. Jika lelah, tram dan ferry pun tersedia untuk melanjutkan perjalanan Anda.

Lihat video berikut dan rasakan sendiri pesona Hong Kong: