Bicara sekarang

Bicara sekarang


Maafkan saya. Saya tidak mengerti.

Maafkan saya. Saya tidak mengerti.

Hong Kong UNESCO Global Geopark: ‘taman bermain’ spektakuler bagi fotografi lanskap Kelvin Yuen

South China Morning Post, Foto oleh Kelvin Yuen
  • Ditulis oleh South China Morning Post, Foto oleh Kelvin Yuen , Foto oleh Kelvin Yuen
Fotografer Kelvin Yuen

Satu hari dengan angin sepoi-sepoi musim panas lalu, fotografer lanskap Hong Kong Kelvin Yuen Sze-lok yang banyak disanjung kalangan internasional sedang sibuk mempelajari ramalan cuaca untuk mengetahui awan; meteorologi merupakan satu dari sekian banyak minat yang telah digelutinya sepanjang delapan tahun terakhir sejak menyulap hobinya menjadi pekerjaan penuh waktu.  

Yuen berusaha mengambil foto Ninepin Group yang paling pas — sebuah jazirah yang terdiri atas 20 pulau lebih di lepas pantai tenggara Sai Kung, di bagian timur Hong Kong — selama tiga tahun. Pulau-pulau tersebut, yang terkenal dengan garis pantai berkarang spektakuler dengan kolom batu karang volkanis heksagonal yang menjulang tinggi, membentuk sebagian Hong Kong UNESCO Global Geopark, yang dianggapnya sebagai salah satu “taman bermain” terbaik di dunia untuk fotografi lanskap.

Pulau Ninepin

“Pada musim panas, pepohonan di pulau-pulau ini menghijau — sangat indah untuk foto-foto latar depan,” katanya, saat menjelaskan foto “sempurna” South Ninepin Island yang dia tunggu pemotretannya pada saat matahari terbit dari North Ninepin Island setelah menunggu semalaman. “Juga berembus angin tenggara yang cukup lembut bersahabat, yang berarti langit biru bening dengan sedikit awan. Awan ini menambahkan detail-detail yang menarik di latar belakang foto.” 

Tahukah Anda?
Tahukah Anda?

Geopark Hong Kong menjadi anggota Global Geoparks Network pada tahun 2011 dan berganti nama menjadi Hong Kong UNESCO Global Geopark pada tahun 2015.

Yuen sangat mengenal pulau-pulau ini setelah memotret lanskap Geopark secara rutin selama bertahun-tahun sampai-sampai dia sudah mampu membayangkan tampilan cahaya dan warna lantaran kondisi cuaca sambil mengemasi barang-barangnya untuk malam hari dan berangkat menuju Sai Kung dengan menyewa perahu. 

“Aksesibilitas merupakan bagian dari keindahan fotografi lanskap di Hong Kong,” katanya. “Anda tidak perlu menyetir mobil sendiri selama tiga jam untuk sampai ke pantai… tersedia angkutan umum 24 jam penuh dalam seminggu.” Kurang dari satu jam, Yuen sudah masuk jauh dan lenyap di hutan belantara North Ninepin Island, dengan kamera sudah siap untuk memotret.

Panorama alam kota patut disingkap lebih jauh lagi

Memotret panorama alami Hong Kong yang mencengangkan, terutama kolom batu volkanik heksagonal Geopark, telah membantu Yuen dalam mengasah bakat fotonya. 

Sekumpulan foto-fotonya — termasuk foto aurora borealis di atas langit Tromso di Norwegia, dan foto lainnya berupa lanskap mirip Mars di Utah Amerika Serikat — sudah menjadi bukti yang cukup baginya untuk memenangi penghargaan bergengsi International Landscape Photographer of the Year Award 2020. “Penghargaan ini sangat berharga bagi saya,” ujarnya. “Saya sudah lama fokus menekuni fotografi lanskap selama tiga atau empat tahun kala itu dan penghargaan merupakan salah satu tujuan saya.”

Fotografi lanskap

Yuen mulai menekuni fotografi pada usia 18 tahun ketika seorang sepupu memberinya sebuah kamera bekas pada 2014. Setelah mendaki pegunungan untuk mengambil foto pertamanya terhadap hamparan awan di atas Lion Rock — puncak gunung terjal berkarang setinggi 495 meter yang menerawang ke Kowloon — Yuen sadar bakatnya yang terpendam untuk menggeluti fotografi lanskap di sisa hidupnya. 

“Pemandangan dari puncak gunung benar-benar mengilhami saya — saya tak pernah menduga kalau Hong Kong memiliki panorama alam yang begitu spektakuler,” tuturnya. “Itulah momen saya jatuh cinta dengan alam.”

“Saat memotret lanskap alami kota, saya sering tak sadar waktu karena begitu larut dalam aktivitas yang sedang saya kerjakan Itulah sebabnya saya sadar bahwa fotografi adalah tujuan hidup saya.” 

Yuen memenangi penghargaan fotografi internasional pertama pada 2015, yang mendorongnya untuk memandang panorama alami kota dengan perspektif baru — jauh dari pusat aktivitas kota. “[Saya jadi berpikir] saya mungkin dapat mempromosikan aspek-aspek lain Hong Kong lewat kekuatan fotografi,” tuturnya. “Lanskap kota Hong Kong telah terdokumentasi dengan sangat baik, tetapi panorama alaminya patut disingkap lebih jauh lagi.”

Yuen mulai bekerja sebagai fotografer lanskap setelah lulus dan mendapatkan gelar di bidang biologi terapan dari Hong Kong Baptist University in 2018. Dia telah memotret lanskap mengagumkan di banyak negara di seluruh dunia, tetapi Geopark kota ini akan selalu mendapat tempat khusus di hatinya, katanya.

“Dari bentuk gunung-gunung hingga liku-liku garis pantai, saya belum pernah menyaksikan hal yang serupa di tempat lain. Geopark juga berperan penting dalam membentuk saya menjadi fotografer lanskap seperti saya saat ini. Selama ini belum banyak fotografer lanskap yang fokus pada Geopark. Maka saya punya kesempatan untuk bereksperimen dan menemukan sendiri hal-hal baru.”

Hong Kong Geopark

Hong Kong Geopark, surganya berbagai keajaiban alam

Kolom-kolom batu volkanik heksagonal berwarna kuning pucat berukuran besar di Geopark yang menjulang dari laut di sisi selatan Sai Kung merupakan sebagian dari subjek-subjek foto favoritnya.

“Kolom-kolom batu ini jarang ditemui di tempat lain mana pun di dunia,” katanya, karena sebagian besar kolom batu heksagonal di luar negeri berwarna hitam.

Yuen menyarankan agar berkunjung ke Ung Kong Group — yang terdiri atas Bluff Island, Wang Chau, dan Basalt Island, yang terkenal dengan tebing-tebing curam dan banyak busur laut — dan juga Ninepin Group, di lepas pantai tenggara Sai Kung, untuk menyaksikan beragam panorama yang elok dan langka. Pulau-pulau kecil tak beraturan yang mencuat dari dalam laut di sekitar South Ninepin Island sangat bagus untuk menjadi objek foto dari udara dan dari kejauhan, katanya.

“Sebaliknya, Ung Kong Islands menawarkan panorama berbagai formasi karang ukuran besar dengan bermacam-macam bentuk unik kepada para pencinta fotografi,” ujarnya.

Pulau kecil Jin Island, misalnya, dari udara terlihat seperti ikan mas koki yang melenggok-lenggokkan ekornya jika dipotret dengan drone, sedangkan batu karang yang menjulang di tebing Bluff Island tampak seperti tangan yang sedang berdoa jika dilihat dari perahu.

“Setiap pulau itu spesial,” ujar Yuen. “​Pulau-pulau itu tampak seperti tempat-tempat tertentu yang tidak ada di dunia ini — Anda takkan menduganya terlihat seperti Hong Kong,” ujarnya.

Fotografer pemenang penghargaan Kelvin Yuen

Yuen, yang menggunakan kamera genggam, tripod, dan drone untuk memotret, sering menghabiskan waktu lebih dari 10 hari dalam sebulan untuk menjelajahi Geopark — dari mencari-cari sudut baru hingga menunggu momen yang tepat untuk memotret. Bagi pencinta fotografi yang kurang akrab dengan Geopark, mereka disarankan untuk mengikuti tur perahu dengan pemandu, membawa kamera, lensa telefoto, dan lensa sudut lebar.

“Karena sebagian besar wisatawan akan menyaksikan pulau dari perahu, lensa telefoto akan memudahkan mereka mengambil foto tekstur kolom batu heksagonal dari jarak dekat,” ujarnya. “Jika Anda melintasi ngarai sempit atau di samping busur laut, Anda dapat menggunakan lensa sudut lebar untuk memotret objek foto dari sudut yang rendah agar menghasilkan foto dengan perspektif yang tajam dan kuat.”

 
Kini Yuen sedang merencanakan program jalan-jalan ke seluruh dunia sambil kerja selama tiga bulan dan dia tak sabar ingin segera menggunakan teknik-teknik baru yang sudah dipelajarinya di Geopark dalam beberapa tahun terakhir, ketika wabah COVID-19 menutup perjalanan internasional.

“Memotret Geopark telah mengajarkan kepada saya teknik untuk berimprovisasi dan menemukan sudut terbaik di berbagai lanskap secara cepat,” katanya.

Beberapa pengalaman lanskap di luar negeri dapat mengungguli pengalaman menyaksikan matahari terbit di Geopark Hong Kong, aku Yuen.

“Ketika berkas-berkas sinar oranye pertama matahari menerpa pulau, terlihat mirip sesuatu dari kisah peri,” ujarnya. “Sebagian besar [warga Hong Kong] tinggal di pusat-pusat kota yang sibuk, tetapi kira-kira hanya satu jam perjalanan dari rumah, Anda sudah bisa berada di pulau terpencil dan tak berpenghuni ini dan menyaksikan matahari terbit di tengah-tengah lautan. Itu benar-benar sangat spesial.”

Informasi di artikel ini dapat berubah tanpa pemberitahuan sebelumnya. Harap hubungi penyedia produk atau jasa terkait untuk keterangan lebih lanjut.

Dewan Pariwisata Hong Kong tidak bertanggung jawab terhadap kualitas maupun kesesuaian untuk kepentingan produk dan jasa pihak ketiga; dan tidak mewakili atau memberikan jaminan keakuratan, kelaikan, atau keandalan informasi apa pun yang tercantum di sini.


Anda mungkin juga tertarik dalam...

{{post.type}}

{{post.title}}

{{post.date}}

We use cookies to ensure that we give you the best experience on our website, to understand your interests and provide personalized content to you as further set out in our Cookie Policy here. If you accept the use of cookies on our website, please indicate your acceptance by clicking the "I accept" button. You may manage your cookies settings at any time.